Surabaya Newsweek- Menjelang ASEAN
Free Trade Area (AFTA) 2015, Pemkot Surabaya tidak hanya
menyiapkan diri dalam hal infrastruktur maupun Sumber Daya Manusia (SDM).
Usaha-usaha yang sudah berkembang di Surabaya diharapkan mampu bertahan
terhadap gempuran produk-produk dari luar negeri. Hal tersebut ditekankan Wali
Kota Surabaya, Tri Rismaharini, Rabu (12/3) sore, di kediaman Wali Kota, pada
acara silaturahmi dengan pengusaha se-Surabaya.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota menyampaikan
bahwa Pemkot Surabaya telah berupaya dan terus berbenah memberikan pelayanan
perijinan yang efektif serta efisien. Maka itu, dia mengatakan kepada para
pengusaha yang hadir untuk tidak takut melaporkan apabila ada penyelewengan
yang dilakukan Dinas terkait ketika mengurus perijinan.
“Kita akan coba fasilitasi seluruh perijinan
yang anda butuhkan. Jadi, jangan takut kalau mengurus ijin pasti dipersulit dan
diminta sesuatu. Kalau anda mengalami hal tersebut anda bisa segera melaporkan
ke saya. Nanti, saya akan beri sanksi oknum tersebut. Sudah bukan zamannya
lagi, mengurus perijinan harus memberikan sesuatu demi kelancaran perijinan,”
tegasnya.
Kunjungan Duta Besar Belanda dan Perancis juga disinggung Wali
Kota Surabaya perempuan pertama ini. Menurutnya kunjungan para Duta Besar ini
menjadi nilai positif bagi Surabaya juga tantangan bagi pengusaha di Surabaya
untuk mampu bertahan dan bersaing.
“Mereka sudah mendengar perkembangan perekonomian
Surabaya,makanya panjenengan jangan sampai kalah. Yang harus dilakukan adalah
melakukan review apa yang sudah dilakukan dalam setahun. Serta harus menyiapkan
hak paten, kita juga sudah menyiapkan stand dib alai pemuda untuk pengurusan
hak paten,” terangnya.
Wali Kota juga menyinggung pembangunan Frontage sisi timur dan
barat. Pembangunan ini dilakukan untuk mengurai kemacetan di Jalan Ahmad Yani.
Namun, Frontage sisi timur yang seharusnya sudah selesai masih terkendala
proses pembebasan lahan milik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA).
Pemkot Surabaya juga membangun jalan lingkar
luar barat dan lingkar luar timur. Tujuannya, lanjut Risma yakni arus
perdagangan yang menuju wilayah industri dan pelabuhan perak. “Pembangunan itu
akan kita segara realisasikan proses pembebasan lahannya relative mudah.
Karena, lahan yang dilewati jalan tersebut kebanyakan sudah milik pengembang,”
tukasnya.
Risma menambahkan mengenai drainase kota yang sedang dibangun
Pemkot Surabaya. Pemkot terus membangun rumah pompa, pengerukan saluran, dan
normalisasi sungai. Hal ini dilakukan supaya Kota Surabaya bebas banjir.
Beberapa titik banjir di Surabaya lambat laun sudah mulai berkurang.
“Sebenarnya wilayah geografis Surabaya dan Jakarta hampir sama,
yakni di bawah permukaan laut. Namun, kota Surabaya unggul dengan memiliki
rumah pompa lebih banyak dari Jakarta. Anda bisa lihat sungai kecil di Surabaya
kalau tidak hujan pasti airnya surut. Itu memang sengaja dilakukan supaya
ketika hujan kita tidak sampai terlampat memompa air ke laut. Masalahnya hujannya lama dan air pasang itu yang tidak
bisa diantispai” ujarnya.
Sebagai seorang Wali Kota, Risma ingin Kota Surabaya menjadi
salah satu kota yang nyaman, aman, bersih, dan hijau. Tak hanya itu, Risma juga
menjelaskan keunggulan Surabaya Single Windows (SSW) yang permudah pemohon
untuk mengurus perijinan usaha. “Tak perlu hard copy cukup soft copy tinggal
klik permohonan sudah bisa diproses. Berkas ini akan berjalan sendiri sampai
selesai. Apabila berkas tersebut berhenti, di HP saya ada pemberitahuan saya
tahu berkas ini berhenti di Dinas mana. Jadi, saya bisa langsung menanyakan
kenapa berkas tersebut berhenti,” pungkasnya. (*** )