Surabaya Newsweek -
Kembali lagi Pemkot Surabaya melakukan gebrakan untuk menuntaskan program
surabaya bebas dari protitusi terbukti, adanya sosialisasi dengan jajaran
terkait dengan rencana penutupan
lokalisasi yang masih aktif melakukan aktifitasnya didalam bidang esek- esek yang
disampaikan secara langsung oleh orang
nomer satu di Kota Surabaya Walikota Surabaya Tri Rismaharini di gedung
Bharawira Polrestabes Surabaya Kamis ( 27/ 02 ).
Dalam acara sosialisasi
tersebut dihadiri jajaran pimpinan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Kota
Surabaya, jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkot Surabaya, PWNU
Jatim, serta warga yang tinggal di sekitar lokalisasi Dolly dan Jarak.
"Kita punya target sebelum puasa, kita sudah persiapkan semuanya," tegas Walikota Risma seusai acara sosialisasi.
"Kita punya target sebelum puasa, kita sudah persiapkan semuanya," tegas Walikota Risma seusai acara sosialisasi.
Dalam hal ini Walikota
menegaskan,” Pemkot siap bertanggung jawab kepada warga di sekitar lokalisasi
yang terimbas oleh penutupan. Pemkot akan memberikan bantuan modal, termasuk
juga bantuan dari pemerintah pusat dan pemerintah propinsi. "Saya tidak
akan lari dari tanggungjawab. Panjenengan adalah bagian pertanggungjawaban saya
di hadapan Tuhan. Kita Insya Allah tidak biarkan panjenengan terlantar,"
tegas Walikota Risma.
Walikota mengatakan, paska
penutupan lokalisasi Dolly dan Jarak, Pemkot berencana menjadikan kawasan
lokalisasi tersebut sebagai sentra Pedagang Kaki Lima (PKL) dan juga sentra
usaha.
Walikota lantas mencontohkan bagaimana sukses warga Dupak setelah penutupan lokalisasi Dupak Bangunsari. Untuk menyulap kawasan di sana menjadi lebih hidup, Pemkot telah menginvestasikan anggaran sebesar Rp 30 miliar. Begitu juga untuk di Sememi.
Walikota lantas mencontohkan bagaimana sukses warga Dupak setelah penutupan lokalisasi Dupak Bangunsari. Untuk menyulap kawasan di sana menjadi lebih hidup, Pemkot telah menginvestasikan anggaran sebesar Rp 30 miliar. Begitu juga untuk di Sememi.
Sekarang, kawasan bekas
lokalisasi tersebut telah berubah menjadi daerah sentra industri dan juga
dibangun pasar dan taman. Bahkan, produk seperti keset, kini bisa diekspor ke
Singapura.
"Saya yakin
panjenengan juga bisa. Sesuai perencanaan kota, kawasan panjenengan itu
strategis dan bisa jadi sentra usaha. Memang tidak ada yang mudah. Tetapi
mumpung ada peluang, mari kita diambil. Asal kita ikhlas dan tulus, Tuhan akan
membukakan jalan," jelas walikota.
Kepala Dinas Sosial Kota
Surabaya, Supomo mengatakan, Pemkot sudah siap melakukan penutupan lokalisasi
Dolly dan Jarak sebelum puasa. Selama ini, Dinsos sudah menggelar serangkaian
pelatihan kepada warga di sana untuk bersiap ketika lokalisasi penutupan.
"Kalau Anda bertanya pastinya sebelum puasa kapan, Insya Allah sebulan
atau seminggu sebelum puasa," tegas Supomo.
Supomo menegaskan,
pihaknya menyadari bahwa tidak sepenuhnya
warga di sekitar lokalisasi yang mendukung rencana penutupan ini. Ada beberapa warga yang menolak. "Tetapi kebanyakan warga dari luar kota yang tinggal di situ dan kita sudah menyiapkan langkah antisipasinya," ujarnya.
warga di sekitar lokalisasi yang mendukung rencana penutupan ini. Ada beberapa warga yang menolak. "Tetapi kebanyakan warga dari luar kota yang tinggal di situ dan kita sudah menyiapkan langkah antisipasinya," ujarnya.
Kapolrestabes Surabaya,
Kombespol Setija Junianta, mengatakan, selama ini keberadaan lokalisasi di
Surabaya menyebabkan berbagai dampak. Seperti terjadi tindak pidana sehingga
meningkatkan angka kriminalitas, perkelahian akibat minuman keras,
perampasan/jambret, pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) serta kenakalan
remaja.
Polrestabes, jelas Setija,
selama ini sudah melakukan beberapa upaya. Diantaranya pre-emtif dengan
menghimbau dan pembinaan berupa lisan atau tulisan kepada pemilik wisma atau
pemilik karaoke dan juga warga. Lalu upaya preventif dengan melakukan upaya
preventif di lingkungan lokalisasi. Serta fungsi represif berupa penindakan
terhadap tindak pidana yang sudah terjadi.
"Saran kami, sebelum
penutupan, perlu dipersiapkan solusi alternatif pemberdayaan SDM, yakni warga
dan pemilik usaha. Para pemangku kepentingan juga harus antisipasi supaya tidak
timbul lagi," jelas Setija Junianta.
Sementara Wakil Ketua PWNU Jatim, Doktor KH Ali Mas'ud Kolqillah menegaskan bahwa PWNU mendukung sepenuhnya rencana Pemkot Surabaya untuk menutup lokalisasi Dolly dan Jarak. "Namun harus ada pertimbangan yang matang. Dan saya yakin, Pemkot Surabaya sudah memikirkannya," ujarnya.( Ham )
Sementara Wakil Ketua PWNU Jatim, Doktor KH Ali Mas'ud Kolqillah menegaskan bahwa PWNU mendukung sepenuhnya rencana Pemkot Surabaya untuk menutup lokalisasi Dolly dan Jarak. "Namun harus ada pertimbangan yang matang. Dan saya yakin, Pemkot Surabaya sudah memikirkannya," ujarnya.( Ham )