Tim World Bank Paparkan Desain Koridor AMC Dibalai Kota



Surabaya Newsweek -  Rencana pembangunan Angkutan Massal Cepat (AMC) di Kota Surabaya menunjukkan progres yang cukup signifikan di awal tahun 2014 ini. Pemerintah (Pemkot) Kota Surabaya telah mendapatkan gambaran awal tentang desain koridor di sekitar kawasan jalur monorel-trem yang dipaparkan tim dari World Bank (Bank Dunia) di Balai Kota Surabaya, Rabu (26/2).
Pemaparan hasil studi Transit Oriented Development (TOD) desain koridor di sekitar kawasan jalur monorel-trem tersebut dipimpin oleh senior ahli ekonomi dan tata kota World Bank, Taimur Samad. Selama sekitar satu jam, Taimur Samad bersama tim World Bank dan Hansen, menjelaskan beberapa hasil studi kepada Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, yang didampingi Sekretaris Kota Surabaya, Hendro Gunawan, Kepala Bappeko Surabaya, Agus Imam Sonhaji dan beberapa jajaran pimpinan SKPD terkait.
Dijelaskan Taimur Samad, sebelum paparan, telah dilakukan acara workshop selama tiga hari mulai 19-21 Februari 2014 yang melibatkan SKPD, pihak kecamatan (yang wilayahnya dilalui AMC) dan akademisi dalam bentuk forum diskusi untuk menjaring potensi, permasalahan, dan ide pengembangan kawasan jalur AMC dan titik potensial yang akan dijadikan transit utama jalur AMC. Nah, paparan tersebut menggambarkan sintesa konsep desain pengembangan koridor dari keseluruhan kegiatan workshop tersebut untuk mendapatkan feed back dan masukan walikota dan para pejabat SKPD terkait.
“Jadi presentasi ini bukan hanya dari kami, tetapi juga merupakan gabungan ide-ide dari diskusi dalam workshop yang didalamnya juga termasuk orang-orang Surabaya,” tegas Samad.
Dikatakan oleh Taimur Samad, tim dari World Bank memang memberikan dukungan kepada Pemkot terhadap rencana pembangunan AMC di Surabaya. Dalam setahun terakhir, World Bank telah membantu Pemkot dalam berbagai aspek berkaitan dengan proyek AMC. Ini karena akan banyak masyarakat yang akan menggunakan sarana AMC ini. Dia lantas mencontohkan bagaimana mutu masyarakat di Kota London meningkat paska adanya AMC.
“Dan yang ingin kami tekankan, kami senang sekali bisa bekerja sama dengan ibu walikota dan jajaran stafnya yang memiliki dedikasi tinggi dan ingin meningkatkan kualitas hidup masyarakat Surabaya. Sistem AMC ini sebagai investasi mengubah mutu masyarakat seperti halnya di kota London,” jelas dia.
Beberapa poin paparan dari World Bank diantaranya penjelasan tentang 10 arah pembangunan koridor. Diantaranya meningkatkan keterbacaan rute trem sehingga terpadu dengan bangunan-bangunan kota. Kedua, menghargai keberadaan bangunan cagar budaya, mengelola dampak pembangunan ulang kampung-kampung, hubungan dengan sungai, memperluas cakupan taman-taman kecil serta ruang terbuka hijau, meningkatkan kesan visual menuju Balai Kota, serta meningkatkan hubungan transportasi intermoda.
Konsep desain pengembangan koridor kawasan sekitar jalur AMC tersebut mendapatkan feed back berupa penilaian dari walikota Surabaya serta masukan dar Bappeko Surabaya. Poin-poin feed back tersebut akan dirumuskan lebih lanjut selama 1,5 bulan oleh tim dari The World Bak da Hansen untuk disempurnakan dan didetailkan serta akan dipaparkan kembali hasilnya kepada Pemkot Surabaya pada April 2014 mendatang.
“Ini adalah langkah awal pembangunan koridor. Pada akhir April nanti kami akan kembali ke Surabaya dengan action plan yang lebih jelas untuk awal pembangunan AMC,” jelas Taimur Samad.
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, lantas melakukan beberapa penilaian dari paparan yang disampaikan oleh tim World Bank dan Hansen tersebut. Walikota Risma memberikan komentar perihal tantangan dan peluang pengembangan di beberapa titik yang menjadi lokasi terpilih koridor seperti di Jembatan Merah, Keputran, maupun Jl.Mayjen Soengkono. Semisal di koridor kawasan Jl.Mayjen Soengkono akan dibuatkan kanopi sehingga pejalan kaki tidak kepanasan.
“Supaya pejalan kaki bisa nyaman,” ujar walikota.
Walikota juga menyampaikan penekanan terkait perlunya memberikan proteksi terhadap bangunan-bangunan cagar budaya dan kampung-kampung tradisional yang ada di Surabaya. “Kita harus memproteksi bangunan heritage. Termasuk juga memproteksi sistem drainase dan juga kawasan hijau,” ujar walikota. 

Dikatakan walikota, tim dari World Bank dan Hansen membuat guidance (arah) desain koridor untuk Pemkot Surabaya. Namun, untuk detail desainnya, pihak Pemkot Surabaya sendiri yang akan menentukan. Walikota juga menegaskan, bahwa angkutan kota harus terpadu dengan AMC. “Transportasi kan ndak bisa sepotong-sepotong, semua harus terpadu. Kan ndak bisa cuma naik trem saja. Makanya ada jalur sepeda,” jelas walikota.
Lebih baru Lebih lama
Advertisement