Newsweek Online- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya
mendukung rencana Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek) Republik
Indonesia dalam penerapan kendaraan
massal berbasis listrik (electric vehicle).
Kendaraan massal berbasis listrik dinilai selaras dengan misi Pemkot Surabaya
untuk mewujudkan Surabaya sebagai green city.
Hal itu disampaikan Sekretaris Kota (Sekkota) Surabaya, Ir
Hendro Gunawan ketika menyambut perwakilan dari Kemenristek di acara gathering
academies business government community and media (ABG CM) di Balai Kota
Surabaya, Senin (9/12). Hadir dari Kemenristek, Asisten Deputi Iptek
Pemerintah, Dr Ir Pariatmono, serta Kabiro Hukum dan Humas Kemenristek
sekaligus coordinator uji coba mobil listrik, David Herdiki.
Dikatakan Hendro Gunawan, uji coba mobil listrik di Surabaya
dan beberapa kota di Indonesia ini diharapkan bisa menjadi start awal. Jikalau
mobil listrik ini memang sudah baik, pemerintah pusat seharusnya tidak perlu
ragu lagi untuk menerapkannya. Sebab, gaung penciptaan mobil listrik ini memang
sudah lama.
“Ini langkah awal yang
semoga menjadi langkah besar untuk mewujudkan green city dengan meminimalkan
polusi kendaraan. Kalau sudah diterapkan, saya yakin akan bisa berpengaruh
cepat dalam menciptakan kondisi kota yang bersih dari polusi,” tegas Hendro
Gunawan.
Menurut Hendro, dengan pertimbangan stok Bahan Bakar Minyak
(BBM) terus menipis serta besarnya anggaran untuk subsidi BBM, keberadaan mobil
listrik menjadi keharusan. Jika memang nanti mobil listrik sudah siap
digunakan, Pemkot Surabaya siap menggunakannya. Apalagi, Walikota Surabaya, Ir
Tri Rismaharini juga mendukung.
“Kalau ini diterapkan akan luar biasa dan kami bangga. Kami
siap pakai mobil listrik jika memang sudah siap dan tentunya perlu penyesuaian
maintenance,” sambung mantan Kepala Bappeko Surabaya ini.
Kabiro Hukum dan Humas Kemenristek sekaligus koordinator uji
coba mobil listrik, David Herdiki menjelaskan, kegiatan uji coba untuk
mengenalkan mobil listrik ini digelar di berbagai kota di Indonesia. Dimulai di
Jogjakarta pada 21-22 November 2013, Bandung (26-27 November 2013), Solo (3-4
Desember 2003), Surabaya (9 Desember 2013) dan ditutup di Jakarta pada 21-22
Desember 2013.
Khusus untuk uji coba di Surabaya, David mengaku gembira
karena mobil listrik ini disambut antusias oleh masyarakat. Sebelumnya, mobil
listrik yang diberi nama “Selo” ini sudah dipamerkan ketika acara Car Free Day,
Minggu (8/12). Banyak warga Surabaya yang tertarik melihat langsung “Selo” dan
menanyakan hal teknis hingga berfoto.
“Saya kira Surabaya juga memiliki semangat yang cocok dengan
mobil listrik low carbon ini karena kotanya sekarang lebih hijau,” ujar
David.
Menurut David, sesuai versi nya, mobil yang dilaunching ini
berada pada level 6. Kemenristek nantinya akan mencoba mengembangan mobil
listrik sampai level 9 sehingga akan aman untuk dipakai masyarakat. “Ini
beberapa pemerintah daerah sudah ada yang pesan (mobil listrik),” sambung
David.
Sementara Asisten Deputi Iptek Pemerintah, Dr Ir Pariatmono
mengatakan, uji coba mobil listrik ini sebagai upaya untuk mendukung
industrialisasi kendaraan listrik di Indonesia. Sebab, penggunaan BBM selama
ini didominasi oleh kendaraan pribadi yang mencapai sebesar 47 persen atau
hampir separo dari stok BBM.
“Kita ingin mengubah hal ini. Pak Presiden pada tahun 2012
lalu juga menyampaikan harapan agar lima tahun ke depan, kita sudah bisa
membuat mobil listrik kemudian masuk ke ranah industri yang artinay diproduksi
massal untuk masyarakat,” jelas Pariatmono.
Dijelaskan Pariatmono, program mobil listrik di Indonesia
sebenarnya sudah dimulais ejak than 2009. Kala itu, Kemenristek memulai di LIPI
(Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia) dengan mengisi batre mobil jenis kijang
yang mesinnya sudah diambil. Lalu pada tahun 2011, Kemenristek berhasil membuat
bus listrik.
Namun, sambung Pariatmono, ada beberapa tantangan ke depan
yang harus diselesaikan jika mobil listrik ini dioperasionalkan. Salah satunya
infrastruktur pengisian batere. Bisa jadi, tempat parkir di gedung-gedung bisa
memiliki sarana pengisian batere. Untuk saat ini, batere terbaik yang sudah
dicharge, maksimal bisa membuat mobil listrik melaju sejauh 200 kilometer. Jika
punya daya besar, minimal batere di-charge selama 45 menit. Tetapi, jika
dayanya normal, butuh waktu tiga atau empat jam hanya untuk men-charge batere.
Nah, keberadaan batere berkualitas nomro satu inilah yang akan terus
dikembangkan Kemenristek.
“Kita ingin paling depan depan dalam teknologi batere. Saya
yakin, perkembangan waktu akan membuat kita bisa membuat batere yang masa
charging nya makin cepat dan bisa menempuh jarak lebih jauh,” sambung
Pariatmono.(*)
Ini juga terkait dengan penggunaan subsidi BBM serta
penerapan angkutan massal,” tegas Hendro Gunawan.