Penyelenggaraan tes calon pegawai negeri sipil (CPNS) Pemkot Surabaya
jalur penerimaan umum resmi dimulai hari ini (22/10). Nah, kira-kira seperti
apa pelaksanaan seleksi yang menggunakan sistem CAT (Computer Assisted Test) untuk kali pertama tersebut?
Datang langsung dari Kamal, Madura, Wahid Khoirul Anam mencoba peruntungan
menjadi PNS di Kota Surabaya. Mengenakan setelan kemeja lengan panjang berwarna
biru, dia terlihat tenang melangkah masuk ke halaman SMK Negeri 5, lokasi digelarnya
tes CPNS yang terletak di Jl. Prof. Dr. Moestopo. Setelah melengkapi syarat
administrasi dan menunjukkan kartu identitas, Wahid memasuki ruangan tes yang
bakal menentukan nasibnya.
Sekitar pukul 09.45, dia keluar ruangan pertanda telah selesai mengerjakan
seluruh soal. Wahid mengaku mampu menyelesaikan seluruh materi tes yang
berjumlah 100 soal. Hanya saja, menurut dia materi tentang wawasan kebangsaan
sedikit susah. Ditanya tentang sistem CAT, Wahid mengatakan bahwa sama sekali
tidak ada masalah. Bahkan, sistem CAT dinilai lebih praktis. “Petugas tadi
sudah menjelaskan dengan baik, sehingga penggunaan komputer ini lebih praktis
dan lebih memudahkan peserta dalam mengerjakan soal,” katanya.
Terkait peluang diterima atau tidak menjadi CPNS, pria 30 tahun tersebut
mencoba optimis sekaligus realistis. Mengingat Wahid hanya peserta sesi pertama
di hari pertama. Masih ada sesi dan hari berikutnya. Dengan kata lain, masih
ada 9.614 peserta lainnya yang juga bertekad lolos tes CPNS. “Saya hanya
berusaha, selebihnya cuma bisa berdoa saja untuk yang terbaik,” pungkasnya.
Sementara itu, berdasar pantauan di lokasi, upaya pengamanan yang
dilakukan sangat ketat. Ratusan petugas satpol PP dan linmas dibantu aparat
kepolisian menerapkan penjagaan secara berlapis. Sebelum masuk ke ruang tes,
peserta diarahkan ke tenda besar di samping kanan gedung. Di sini, petugas
meminta setiap peserta menyerahkan seluruh barang bawaan, kecuali kartu nomor peserta
dan kartu identitas (KTP). Semua barang milik peserta tersebut dimasukkan ke
dalam kantong plastik besar warna merah untuk kemudian diberi nomor penitipan.
Selanjutnya, para peserta menunggu di dalam area tenda sebelum memasuki ruangan
tes.
Penjagaan ketat juga dilakukan dalam ruang tes. Ruangan berkapasitas 225
unit komputer itu diharuskan steril. Artinya, selain peserta dan petugas
pengawas dari BKN (Badan Kepegawaian Nasional) dilarang masuk. Bahkan, awak
media yang hendak mengambil gambar tidak diperkenankan berada dalam satu
ruangan dengan peserta karena dapat mengganggu jalannya tes. Sebagai gantinya,
panitia menyediakan monitor yang menampilkan kondisi dalam ruangan melalui
CCTV. Pun demikian halnya dengan ruang server di lantai dua. Akses menuju ruang
server selalu dijaga petugas satpol PP, meskipun pada malam hari.
Penyelenggaraan tes CPNS kali ini mendapat perhatian serius dari Pemkot
Surabaya. Setidaknya beberapa pejabat terlihat menyidak lokasi guna memastikan seleksi
CPNS berjalan lancar. Diantaranya, Sekretaris Daerah Hendro Gunawan, Asisten I
Sekkota Yayuk Eko Agustin, Asisten III Hadisiswanto Anwar, dan Asisten IV Eko
Haryanto serta sejumlah kepala SKPD. Juga Kepala Kantor Regional II BKN,
Darmanto.
Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Kota Surabaya, Mia Santi Dewi
menyatakan, sejauh ini pihaknya belum menemukan adanya kendala berarti. Hanya
ada dua peserta pada sesi I yang bermasalah untuk administrasinya, yakni tidak
membawa KTP. Namun, setelah berkonsultasi dengan BKN peserta tersebut tetap
diperbolehkan mengikuti tes dengan syarat terlebih dahulu membuat surat
pernyataan. Intinya, jika dikemudian hari atau pada saat pemberkasan ulang
terbukti tidak cocok dengan KTP maka yang bersangkutan otomatis akan
didiskualifikasi.
“Secara garis besar, pelaksanaan tes lancar. Tidak ada masalah, sebab kami
pun juga sudah melakukan langkah-langkah antisipasi. Doakan terus lancar hingga
30 Oktober nanti,” ujarnya.