Pemkot Surabaya Gagas Roadmap Industri Kreatif



SURABAYA---Komunitas pelaku industri kreatif di Kota Surabaya mendapatkan kabar bagus dalam upaya pengembangan industri mereka. Ini karena Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memiliki komitmen besar untuk menggerakkan para pelaku industry kreatif. Untuk menghimpun ide-ide dari pelaku industry kreatif di Surabaya tentang bagaimana eksistensi mereka dan harapan ke depannya, Pemkot  menggelar  sarasehan industry kreatif Surabaya yang digelar di Balai Pemuda Surabaya, Kamis (3/10).
Acara yang dihadiri puluhan pelaku industry kreatif di Surabaya tersebut dibuka oleh Asisten III Sekkota Surabaya, M.Taswin, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Agus Imam Sonhaji, dan Kepala Badan Koordinasi dan Pelayanan Modal (BKPPM) Surabaya, Eko Agus Supiadi. Adapun para pelaku industry kreatif yang hadir aktif dibidang fashion, desain, arsitek, softwere, film, music dan juga kuliner.
Dalam sambutannya, Asisten III Sekkota Surabaya, M.Taswin mengatakan, perkembangan industri kreatif di Surabaya suatu saat nanti akan bisa menjadi motor ekonomi. Ini seiring kondisi pertumbuhan ekonomi yang semakin dinamis dan juga masuknya investor ke Surabaya. Karenanya, sambung Taswin, Pemkot Surabaya akan berupaya maksimal untuk memajukan industri kreatif seperti halnya Usaha Kecil Menengah (UKM).
“Untuk mencapai target menjadikan industry kreatif sebagai motor ekonomi itu, Pemerintah Kota Surabaya mengintensifkan pelatihan dan pendampingan, termasuk pengarahan oleh dinas terkait,” tegas Taswin.
Dijelaskan Taswin,  pelatihan dan pendampingan oleh dinas terkait, penting dilakukan dalam rangka peningkatan kualitas produk yang dihasilkan oleh industry kreatif. Sebab, industry kreatif dan juga UKM, memiliki tantangan yang sama, yakni harus bisa survive dalam menghadapi persaingan global.
“Dengan para pelaku usaha ini terus berkembang, nantinya kita harapkan bisa mengurangi kemiskinan dan juga angka pengangguran,” sambung M.Taswin.
Sementara Kepala Bidang Ekonomi Bappeko Surabaya, Hestining menjelaskan, kegiatan sarasehan ini sebagai bentuk dukungan Pemkot Surabaya kepada para pelaku industry kreatif. Apalagi, selama ini, kegiatan semacam ini memang belum pernah digelar.
“Melalui acara ini, mereka dengan pengalaman masing-masing, bisa menularkan apa yang sudah mereka laksanakan selama ini. Outputnya nanti, kita buat semacam roadmap untuk ke depannya, apa yang bisa dilakukan untuk mendukung industry kreatif,” ujar Hestining.
Perempuan berjilbab ini menambahkan, di Surabaya sebenarnya sudah ada banyak industry kreatif, tetapi memang belum banyak di blow up. Surabaya menurutnya tidak seperti perkembangan industry kreatif di daerah lain yang lebih banyak diekspos oleh media massa. “Ternyata banyak sekali sebenarnya. Kita memang ndak seperti daerah lain yang lebih banyak diekspos. Kita perlahan, apa yang Surabaya kembangkan. Nanti apa yang bisa kita dukung untuk mereka dan kembangkan ke depan. Kita akan sinergikan program kita untuk pengembangannya nanti,” imbuh Hestining.
Ada beberapa narasumber yang dihadirkan untuk memaparkan pengetahuan dan pengalamannya di dunia industry kreatif.  Diharapkan, paparan tersebut bisa memberikan inspirasi dan semakin meningkatkan motivasi kepada pelaku industri kreatif.
Pemateri pertam, Kumara Sadana Putra dari Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya menjelaskan, definisi dari industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu.
“Dalam industry kreatif, sumber daya utamanya itu manusia bukan alam, sehingga tidak akan pernah habis. Seiring dengan perkembangan zaman, industry kreatif akan semakin berkembang dengan semakin banyaknya manusia dengan segala macam kebutuhannya,” jelas   Kumara.
Kumara menjelaskan, industry kreatif di Surabaya sebenarnya sudah tersebar merata di berbagai kawasan seperti halnya di Italia yang pernah ia saksikan langsung. Dia menyebut adanya creative network seperti forum (pecha-pecha, Teras FIK), Dewan Kesenian Surabaya (DKS), creative pool entertainment berupa database, juga keberadaan kampung-kampung kreatif.
“Banyak sekali produk kreatif yang dihasilkan dari kampung-kampung ini meskipun mereka tidak melibatkan desainer. Sebut saja kampung ilmu, kampung semanggi, kampung Genteng dan Kampung Ampel,” sambung dia.
Sementara pemateri kedua, Adhicipta R Wirawan selaku transmedia story teller,  lebih banyak menjelaskan perihal model pengembangan industry kreatif di Surabaya. Menurutnya, di Indonesia, selama ini 15 subsector industri kreatif berjalan sendiri-sendiri dan arah fokusnya tidak jelas.  Dia lantas membandingkan bagaimana kehebatan Jepang dalam memperkenalkan subsector industry kreatif nya melalui komik, game dan juga animasi. Serta, Malaysia yang dengan percaya diri memunculkan slogan Malaysia; The Truly Asia.
“Di sini, yang paling memungkinkan untuk mengakomodasi subsector itu ada di level Pemkot. Makanya, Surabaya harus jadi percontohan. Ini aka nada film animasi tentang Surabaya Juang yang dibuat pemuda Jogja. Saya yakin imbasnya nanti akan ada banyak orang yang tertarik datang ke Surabaya. Seperti halnya film 5 cm yang mendongkrak wisata ke Semeru. Juga, film Laskar Pelangi yang membuat orang tertarik datang ke Belitong,” jelas pria yang juga dosen ini.
Lebih baru Lebih lama
Advertisement