Berbagai poster yang memajang hasil penelitian dan inovasi
menarik, dipajang di Tunjungan Expo Center Tunjungan Plaza III, Kamis (31/10).
Diantaranya hasil penelitian tentang kompor tenaga surya memanfaatkan sinar
matahari, pemanfaatan antena dari wajan untuk memprkuat sinyal Wifi, game
pendidikan, hubungan warna favorit dengan prestasi akademik, yoghurt biji
nangka, hingga cara menjernihkan air yang terinstrusi air laut.
Menariknya, semua hasil penelitian tersebut dilakukan oleh
siswa-siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di
Kota Surabaya. Siswa-siswa tersebut berkompetisi menampilkan karya
penelitiannya untuk menjadi yang terbaik di ajang Surabaya Young Scientist
Competition 2013 alias lomba peneliti muda yang digelar Dinas Pendidikan
(Dispendik) Kota Surabaya. Untuk babak poster, akan dinilai berdasarkan
kategorinya. Yakni kategori matematika, ekologi, komputer dan fisika.
Walikota Surabaya, Ir Tri Rismaharini MT yang hadir untuk
membuka acara, tidak dapat menyembunyikan kebanggaannya terhadap siswa-siswi
peneliti tersebut. Walikota berkali-kali mengucapkan pernyataan “saya bangga
dengan kalian”. Sebelum membuka acara, walikota didampingi Kepala Dinas
Pendidika Kota Surabaya, berkeliling melihat-lihat poster penelitian siswa yang
dipajang di luar ruangan.
Menurut Walikota Risma, awal keberhasilan sebuah negara
terletak pada banyaknya penelitian yang dilakukan oleh warganya. Sebab, dari hasil penelitian tersebut, akan
menghasilkan inovasi-inovasi yang berguna bagi kehidupan.
“Hari ini ibu bangga dengan kalian. Acara ini sebetulnya
untuk membangkitkan semangat penelitian bagi kalian. Dan ibu percaya, banyak
anak-anak Surabaya yang masih mau berprestasi untuk membangun negeri. Itu harus
dibina terus. Sebab, keberhasilan negara kuncinya berawal dari penelitian
semacam ini. Kalian adalah masa depan bangsa ini. Kalau kalian sukses, bangsa
ini akan jaya,” tegas Walikota Risma dalam sambutannya.
Walikota perempuan pertama di pemerintahan Kota Surabaya ini
berharap, siswa-siswi yang ikut dalam kompetisi peneliti muda ini bisa belajar
melalui proses penelitian ini. Walikota Risma menekankan kepada mereka untuk
tidak mudah menyerah dan tidak patah semangat.
“Kalau presentasi, kalian harus bangga bahwa ini karya
kalian. Kalian yang kalah juga jangan menyerah, tetap lanjutkan. Tidak ada
sukses yang diraih dengan cara mudah. Jangan pernah katakan tidak bisa karena
tidak ada yang tidak mungkin,” sambung walikota.
Walikota Risma berjanji akan memberikan wadah bagi para
peneliti muda yang berpartisipasi di ajang kompetisi ini. Wadah tersebut
dimaksudkan untuk menghapus image yang selama ini muncul bahwa menjadi peneliti
itu kurang pergaulan (kuper) dan tidak ada duitnya. Padahal, peneliti juga bisa
menjadi sumber rejeki yang berlimpah.
“Biasanya anggapan orang, peneliti itu ndak gaul dan ndak ada
duitnya, itu yang harus diubah. Kita nanti akan lakukan ini dengan fun. Kalau
hasilnya bagus, saya akan komunikasi bagaimana nyari dana untuk melanjutkan
penelitian sehingga bisa sampai tahap produksi. Karena sayang kalau tidak
dilanjutkan. Saya berharap kalau ada yang bagus dan aplikable, bisa dilanjutk
ke penelitian yang lebih detail,” jelas mantan Kepala Bappeko Surabaya
ini.
Sementara Kepala Dispendik Kota Surabaya, Ikhsan menjelaskan,
kompetisi peneliti muda ini merupakan tindak lanjut dari workshop guru science
(ilmu pengetahuan) yang digelar pada bulan lalu. Workshop tersebut diikuti oleh
1600-an guru science se-Surabaya. Nah, output dari workshop itu, kemudian
digagaslah Surabaya Young Scientist Competition 2013 ini.
“Ini tahun pertama dan ternyata Surabaya jumlah pesertanya
paling banyak. Ada 160 judul poster penelitian yang sudah daftar. Tetapi,
materi nambah terus meski belum mendaftar. Ini berarti minat pelajar Surabaya
untuk mengikuti kompetisi ini sangat tinggi,” jelas Ikhsan.
Terkait penelitian yang bisa menghasilkan penghasilan, Ikhsan
lantas mengisahkan kisah sukses Linus Nara, siswa SMP Petra 5 Kelas 9 yang sudah sukses dengan produk
helm berpendinginnya. Helm berpendingin tersebut disebutnya sudah diproduksi
massal dan sudah dikontrak perusahaan.
“Awalnya juga banyak yang meragukan penelitian dia. Tetapi
sekarang Linus sudah sukses dari penelitian. Dia sudah bisa beli mobil dan
apartemen. Dan sekarang dia menyiapkan penelitian terbarunya. Dia sudah sering
masuk televise. Dia ini selebnya pelajar Surabaya,” ujar Ikhsan.
Dalam kompetisi peneliti muda ini, beberapa juri dari Universitas Surya
dilibatkan untuk memberikan penilaian terhadap karya penelitian siswa-siswi
Surabaya. Diantaranya Dr Agung Eka Hartanto (komputer), Dr Puji Untoro
(Ekologi), Syailendra Harahap (Fisika). Nantinya, peserta yang menang di level
Surabaya akan mewakili Surabaya di tingkat nasional yang digelar di Yogyakarta
pada 6-16November 2013.