Surabaya - Perolehan
Penghargaan Adiwiyata khususnya untuk pemkot Surabaya merupakan skala prioritas yuang harus
dipertahankan sertiap tahunnya , maka untuk itu Kepala sekolah (kepsek) dan
guru dipandang sebagai komponen terpenting dalam upaya mewujudkan sekolah yang
berwawasan lingkungan. Sebab, mereka berkaitan langsung dengan para siswa, baik
saat kegiatan belajar-mengajar maupun aktifitas lain dalam sekolah. Atas dasar
itulah, Pemkot Surabaya berinisiatif menyelenggarakan sosialisasi Adiwiyata
bagi ratusan guru SD hingga SMA/SMK di ruang pola Bappeko
.
Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Surabaya, Musdiq Ali
Suhudi menuturkan, pihaknya memang rutin menggelar sosialisasi Adiwiyata ini
dari tahun ke tahun. Tujuannya, untuk memberikan motivasi tentang kepedulian
lingkungan kepada para guru. Nah, dari situ nantinya akan ditularkan kepada seluruh
warga sekolah sehingga tiap-tiap sekolah diharapkan mampu mewujudkan
pengembangan berwawasan lingkungan. “Langkah pertama kami berikan pemahaman
bagi para guru. Selanjutnya, guru bisa menyebarkannya pada seluruh warga
sekolah, utamanya para murid,” ucapnya.
Dalam sosialisasi tersebut pemkot menghadirkan sejumlah narasumber yang
kompeten di bidang lingkungan. Materi yang disampaikan tidak jauh dari
indikator-indikator yang ada dalam penghargaan Adiwiyata. Diantaranya, terkait
kebijakan sekolah yang tertuang dalam surat keputusan kepala sekolah, kurikulum
lingkungan hidup yang terintegrasi di seluruh mata pelajaran, partisipasi warga
sekolah, dan sarana prasarana.
Dari sosialisasi tersebut Musdig berkeinginan bisa dijadikan
sarana transfer ilmu sehingga, nilai-nilai wawasan lingkungan bisa lebih merata
di seluruh sekolah. Terlebih, dia memandang konsep Adiwiyata bukan sekadar
rutinitas penghargaan tahunan, tapi yang terpenting adalah bagaimana
menjalankan perilaku cinta lingkungan secara berkesinambungan. “Jadi
nilai-nilai Adiwiyata itu sejatinya diterapkan dalam keseharian. Bukan hanya
menjelang penilaian penghargaan saja. Kalau begitu, pasti hasilnya beda,” kata
Musdiq.
Dalam sambutannya Asisten Administrasi Umum Sekkota, M.
Taswin yang hadir mewakili Wali Kota Surabaya mengatakan, pada dasarnya program
Adiwiyata bertujuan untuk menciptakan kondisi yang lebih baik di lingkup
sekolah. Kalau suasana sekolah bersih dan nyaman, maka kegiatan
belajar-mengajar juga akan menyenangkan. “Berkali-kali bu wali kota berpesan,
penghargaan hanya bonus saja. Yang utama yakni terciptanya budaya cinta
lingkungan di seluruh sekolah,” paparnya.
Sebagai informasi, hingga kini sudah ada sepuluh sekolah di
Surabaya yang menyandang predikat Adiwiyata Mandiri. Dari tahun ke tahun Kota
Pahlawan selalu menempatkan wakilnya dalam daftar penerima penghargaan untuk
sekolah berwawasan lingkungan tingkat nasional itu. Sebut saja SDK St. Theresia
(2010); SDN Kandangan III (2011); serta SDN Kandangan I dan SDK St. Maria
(2012).
Bahkan pada 2013, tercatat ada enam sekolah peraih Adiwiyata
Mandiri, antara lain SDN Perak Barat, SD I Yamassa, SD SAIM, SMPN 4, SMPN 16,
dan SMPN 26. Itu sekaligus mengukuhkan Surabaya sebagai peraih Adiwiyata
Mandiri terbanyak dibanding kota/kabupaten lainnya. ( *** )