Festival Tari Remo dan Yosakoi yang digelar Minggu (30/6), berlangsung
semarak. Gerakan kompak ribuan penari mampu menghidupkan suasana taman surya.
Alhasil, warga Surabaya pun berbondong-bondong menyerbu balai kota untuk
menyaksikan acara yang diselenggarakan setahun sekali itu.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Surabaya,
Maulisa Nusiara, mengatakan, Festival Remo dan Yosakoi merupakan bentuk nyata
kerjasama sister city antara kota
Surabaya dan Kochi, Jepang dalam bidang kebudayaan. Surabaya menampilkan tarian
tradisional Remo yang biasa digunakan untuk penyambutan tamu. Di sisi lain,
Kochi pun juga punya tarian tradisional khas, yakni Yosakoi. Nah, penggabungan
kedua tarian itu dalam satu event diharapkan mampu mempererat hubungan antara
Surabaya dengan Kochi.
“Festival Tari Remo dan Yosakoi mempertemukan budaya dari dua kota.
Sepanjang perjalanannya, festival itu juga sebagai simbol persahabatan dua negara,
yaitu Indonesia dan Jepang,” kata Maulisa. Harapannya, kerjasama dengan kota
Kochi ini akan berkembang ke bidang-bidang lainnya. Dalam waktu dekat, kedua
kota sudah memulai penjajagan kerjasama sektor industri, ekonomi dan
pendidikan.
Maulisa menambahkan, tahun ini Festival Yosakoi diikuti oleh 1.200 orang
yang terbagi dalam 40 tim. Mereka datang dari beberapa kota, diantaranya
Malang, Pandaan, Sidoarjo, Mojokerto, Jogjakarta, dan tentunya Surabaya.
Sedangkan 30 tim menampilkan tari Remo secara bergantian. Jumlah peserta kedua
tarian itu sekaligus memecah rekor peserta terbanyak sejak pertama kali
diadakan. “Sebagai perbandingan, tahun lalu festival Yosakoi diikuti 38 tim.
Semoga ini dapat terus ditingkatkan baik secara kualitas maupun kuantitas,” ujarnya.
Sementara Wakil Konsulat Jenderal Jepang di Surabaya, Masatake Ito,
menjelaskan asal-usul Tari Yosakoi. Di Jepang sendiri, festival Yosakoi
merupakan salah satu festival tarian massal terkenal yang diselenggarakan tiap
tahun di Kota Kochi. Biasanya, mengambil waktu antara tanggal 9-12 Agustus.
Dikatakan Ito, festival ini diciptakan pada tahun 1954 dengan harapan
untuk mengatasi resesi ekonomi dan meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan
penduduk kota Kochi. Lebih dari 15.000 peserta berpawai di jalan-jalan utama
Kochi sembari menarikan Yosakoi dengan balutan kostum menarik.
“Festival Yosakoi sangat kondang di Jepang. Masyarakat, khususnya kalangan
pemuda menggemari Yosakoi.,” kata Ito. Kini, festival tersebut diadakan di
hampir 200 tempat di seluruh penjuru Negeri Sakura.