Surabaya
Newsweek - Setelah sukses dalam program penutupan Lokalisasi perdananya Dupak
Bangunsari yang dilakukan Jajaran Pemkot Surabaya kini program lanjutan penutupan lokalisasi di
Tambak Asri Kelurahan Morokrembangan, Kecamatan Krembangan.yang dilakukan
kemarin ( 28/ 5 ) juga dinilai sukses
tanpa terkendala
. Rencana ada 4 Lokalisasi yang harus ditutup diwilayah Surabaya dan 2 lokalisasi sudah terealisasi
penutupannya tinggal 2 lokalisasi yang dijadwalkan Pemkot akan segera
ditutup dan selesai pada tahun ini
adalah lokalisasi Sememi dan lokalisasi Dolly .
Pada acara
pengajian akbar dan pemberian bantuan sosial oleh Menteri Sosial RI kepada eks
Pekerja Seks Komersial (PSK) lokalisasi Tambakasri, Selasa (28/5), di Lapangan
Tambakasri. Walikota Tri Rismahrini menyampaikan bahwa bulan depan Pemkot akan
menutup lokalisasi yang berada di kawasan Surabaya Barat. “Insyaallah kita juga
akan menutup lokalisasi dolly terbesar di Asia. Jika rencana berjalan lancar
rencannya dolly akan kita tutup tahun ini,” tukasnya.
Risma juga
mengatakan para wanita harapan tak perlu lagi menjadi PSK. Karena, Pemkot
Surabaya telah mendapatkan bantuan dari Kementrian Koperasi akan membangun
pasar tradisional di Tambakasri. “Ibu-ibu bisa berjualan di pasar setelah pasar
tersebut selesai dibangun. Penutupan lokalisasi berjalan lancar berkat kerjsama
seluruh warga dan tokoh masyarakat yang sepakat bersama-sama untuk menutup
lokalisasi Tambakasri,” ujarnya.
Walikota
perempuan pertama mengajak seluruh warga sekitar lokalisasi Tambakasri untuk
menjadikan kawasan yang sehat. Ia juga menceritakan suasana lokalisasi Dupak
Bangunsari yang telah ditutup sudah berubah menjadi kawasan yang sehat.
Sementara itu,
Menteri Sosial RI, Salim Assegaf Al Jufri menjelaskan tahun ini Kementrian
Sosial (Kemensos) bersama Pemerintah Propinsi Jawa Timur akan menutup 21
lokalisasi. Diantaranya 3 di Kota Surabaya, 11 di Banyuwangi, dan 7 di
Kabupaten Malang. “Perlu pendekatan terpadu dalam penutupan lokalisasi
prostitusi. Sehingga, kedepan tidak menimbulkan masalah baru,” terangnya.
Ia menambahkan
bahwa pendekatan budaya menjadi bagian penting dalam persoalan ini, bukan
karena dengan cara-cara represif. Para tokoh agama dan adat, kata Mensos adalah
tokoh yang paling disegani yang menjadi pilar pentingtermasuk pejabat daerah.
“Kerena, menurutnya para tokoh ini tingkat kepercayaannya sangat diakui publik.
Walikota Surabaya bisa menjadi contoh dalam penutupan lokalisasi,” pujinya
dihadapan para wanita harapan.
Tak kalah
penting, Mensos mengngatkan pada seluruh Pemerintah Daerah untuk melakukan
pendampingan kepada para eks PSK ini ketika mereka kembali ke daerah asal.
“Jika mereka diperhatikan oleh pemerintah daerah kemungkinan kecil untuk
kembali menjadi PSK. Dan yang penting lagi ada semangat dari wanita harapan
untuk mau berubah menjadi lebih baik,” pesannya.
Dalam
kesempatan tersebut, Kemensos memberikan bantuan kepada 354 wanita harapan
Tambakasri kurang lebih 1 milliar rupiah. Bantuan ini digunakan untuk biaya
pemulangan, usaha produtif mereka, dan kebutuhan hidup ketika mereka kembali ke
daerah asal.
Senada
disampaikan Asisten Kesejahteraan Rakyat Propinsi Jatim mewakili Gubernur, Edy
Purwinarto mengatakan bahwa yang terpenting adalah membanguan kesadaran para
eks PSK untuk menuju ke jalan yang benar. Mereka yang kembali ke daerah asal
tidak perlu kuatir, karena Gubernur telah mewanti-wanti Pemda tempat asal
mereka untuk mempermudah mereka menjalani hidup yang baru. “Nantinya, mereka
akan mendapatkan pendampingan dari Dinas Koperasi setempat untuk memajukan
usaha mereka. Gubernur juga berpesan para eks PSK hendaknya tidak membuka usaha
salon maupun panti pijat,” imbuhnya.( Ham )