Surabaya Newsweek – untuk tahun ini aparat penegak hukum dan
Pemerintah Kota Surabaya saling bahu – membahu
untuk meniadakan adat siswa – siswi yang melakukan konvoi yang biasanya
dilakukan menjelang lulusan baik yang dilakukan oleh murid lulusan SMP/ SMA/ SMK
Surabaya. Dan jangan pernah
nekad melakukan konvoi
keliling Kota , kalau tidak ingin berurusan dengan jajaran penegak hukum.
Pasalnya, Pemerintah Kota Surabaya bersama Polrestabes
Surabaya dan Polres Tanjung Perak bertekad mewujudkan Surabaya yang bebas
arak-arakan liar pelajar pasca pengumuman kelulusan.
Bahkan, langkah antisipasi konvoi telah dimatangkan dalam
rapat koordinasi di balai kota, Rabu (22/5). Rapat yang dipimpin Asisten
Kesejahteraan Rakyat Sekkota Surabaya Eko Haryanto itu dihadiri Kasat Lantas
Polrestabes Surabaya AKBP Sabilul Alif, Kasat Binmas Polrestabes Surabaya AKBP
Firmansyah, dan Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya Ikhsan.
Sementara, Kepala dinas Pendidikan Kota Surabaya Ikhsan
mengatakan, saat pengumuman kelulusan seluruh sekolah akan diliburkan. Lantas
bagaimana cara siswa mengetahui dirinya lulus atau tidak?. Dijelaskan Ikhsan,
ada dua cara yang digunakan untuk mengumumkan hasil unas. Yang pertama, yakni
melalui surat. Mereka yang tidak lulus akan didatangi pihak sekolah di rumahnya
masing-masing. “Jadi kalau sampai malam tidak ada guru atau kepala sekolah yang
berkunjung ke rumah berarti yang bersangkutan lulus,” terangnya. Sedangkan cara
kedua, hasil unas bisa dilihat secara online di website www.ppdbsurabaya.net
pada Jumat (24/5) siang.
Mantan Kepala Bapemas dan KB Surabaya itu menambahkan, perihal
meliburkan sekolah ini sudah dituangkan dalam surat edaran pemkot. Edaran
tersebut juga menghimbau seluruh siswa agar tidak berkerumun di tempat-tempat
tertentu yang berpotensi menimbulkan kerawanan. “Jadi tidak ada alasan lagi
siswa ke sekolah pada hari itu,” imbuhnya.
Menurut Kasat Lantas Polrestabes Surabaya AKBP Sabilul Alif,
menegaskan, pihaknya tidak akan mentolerir gerombolan pelajar yang melakukan
arak-arakan. Menurutnya, tradisi konvoi sering disertai aksi corat-coret, bahkan tak jarang pula
berujung pada tindakan vandalisme seperti tawuran, pesta minuman keras, dan
lain sebagainya.
Masih AKBP Sabilul Alif “Konvoi pelajar sama sekali tidak mendatangkan
manfaat. Sebaliknya, efeknya lebih banyak merugikan serta meresahkan
masyarakat. Tahun lalu, bahkan ada 3 pelajar meninggal akibat arak-arakan. Oleh
karenanya, sudah saatnya tradisi tersebut dihentikan. Kita semua tentu ingin
Surabaya yang lebih tertib, aman, dan nyaman dalam menyambut kelulusan
pelajar,” kata alumnus Akpol 1996 itu.
Untuk langkah antisipasi konvoi pelajar ini memang tak
main-main. Sabilul mengatakan, sedikitnya 200 personil satlantas, 2 pleton (60
personil) dalmas dan 2 pleton (60 personil) tangkal beserta 4 anjing pelacak K9
disiagakan di sejumlah titik. Mereka akan bersinergi dengan aparat Satpol PP,
linmas, dan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya.
Di tempat lain Dispendik juga membentuk tim pemantau di
masing-masing sekolah yang terdiri dari para guru. Tugasnya adalah melakukan
penyisiran di radius 1 kilometer dari sekolahnya. Bila menemukan indikasi
gerombolan pelajar, mereka akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
Sedangkan soal sanksi, Sabilul menegaskan pihaknya akan
merazia pelajar yang tetap nekad melakukan konvoi. Apalagi jika tidak memakai
helm atau melanggar lalu lintas, maka polisi tidak akan segan mengangkut
kendaraan yang dipakai konvoi. Dalam hal ini, Polrestabes telah menyiapkan 22
truk untuk mengangkut kendaraan tersebut. ( Ham )