Surabaya
- Komitmen Pemerintah Kota Surabaya untuk merubah kawasan lokalisasi di
Surabaya menjadi kawasan rumah tangga. Ternyata bukan isapan jempol belaka,
Sabtu (27/10), Pemkot Surabaya menutup 3 wisma yang berada di kawasan
lokalisasi Dupak Bangunsari, Kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan.
Upaya Pemkot Surabaya untuk merubah
kawasan lokalisasi Bangunsari menjadi kawasan rumah tangga mendapat dukungan
dari para tokoh masyarakat di kawasan tersebut. Dinas Sosial Surabaya,
memberikan apresiasi kepada Pak Siwoto pemilik 3 wisma yang peruntukkannya
berubah menjadi rumah tangga. Menurut Kepala Dinas Sosial, Supomo mengatakan
bahwa langkah yang dilakukan oleh Pak Siswoto bisa menjadi contoh bagi warga
pemilik wisma untuk merubah bangunannya menjadi rumah tinggal.
Tak hanya itu, Pemkot juga
memulangkan 8 Wanita Tuna Harapan (WTH) yang bekerja di lokalisasi Bangunsari.
Satu WTH yang dipulangkan merupakan warga Surabaya. Sedangkan sisanya berasal
dari kota / kabupaten yang ada di Jawa Timur. Dalam kesempatan itu, juga
diberikan bantuan modal usaha sebesar Rp. 3 juta dan perlengkapan solat kepada
WTH yang mau dipulangkan.
“Data terbaru jumlah WTH sebelm
dipulangkan 213 dan sekarang tinggal 162 WTH yang masih bekerja. Dari jumlah
tersebut, bisa dilihat kemauan WTH untuk berhenti dari pekerjaannya sangat
besar sekali. Buktinya, mereka mau untuk dipulangkan dan tidak kembali lagi,”
terang mantan Camat Kenjeran ini.
Walikota
Surabaya, Tri Rismaharini menyampaikan terima kasih kepada seluruh warga dan
tokoh masyarakat RW 04 yang mau berniat merubah kawasan lokalisasi Bangunsari
menjadi kawsan yang sehat. Menurut Risma, yang terpenting adalah kemauan kuat
pada diri WTH untuk mau berubah.
“Ternyata setelah bulan ramadhan
lalu, kita mencoba mengumpulkan para WTH di kediaman untuk mengikuti tausiyah
ramadhan dan pengarahan. Alhamdulillah, setelah mereka dikumpulkan ada beberapa
WTH yang ingin berhenti dan beralih profesi. Namun, mereka menyampaikan kepada
saya bahwa kendala mereka yakni modal usaha. Karena itu, saya akan membantu
mereka untuk mendapatkan modal usaha,” janjinya.
Upaya yang dilakukan Pemkot Surabaya
untuk merubah kawasan lokalisasi Bangunsari menjadi kawasan rumah tangga.
Ditunjukkan dengan tidak akan memberikan ijin usaha, bagi siapa saja yang akan
membangun rumah hiburan di kawasan ini. “Kawasan ini merupakan kawasan
perumahan warga, bukan kawasan hiburan. Saya berharap kawsan ini segera
ditutup,” pungkasnya.
Untuk mewujudkan kawsan tersebut
menjadi kawasan perumahan. Pemkot Surabaya akan memfasilitasi pembangunan
pasar, paving, penerangan jalan umum, dan lainnya yang menunjang terwujudnya
perekonomian di kawasan ini. Dinas Sosial sudah melakukan sosialisasi kepada
warga sekitar guna menentukan kegiatan ekonomi yang sesuai menggantikan profesi
para mucikari dan WTH.
“Perekonomian
warga di kawasan ini harus terus berlangsung. Walaupun, wisma-wisma yang ada
sudah tutup. Maka itu, kita selalu berkomunikasi dengan warga dengan membuat
kesepakata. Jadi, penutupan tidak dilakukan secara radikal. Karena, dampaknya
pasti mereka akan berpindah tempat. Bukan malah berhenti atau beralih profesi,”
imbuh walikota perempuan pertama di Surabaya.
Tahun
ini, Pemkot Surabaya berkonsentrasi untuk menutup kawasan lokalisasi Dupak,
Kermil, dan Tambak asri. Tahun depan Pemkot akan berupaya untuk menutup kawasan
dolly dan jarak. “Saya berharap tahun ini WTH di Bangunsari sudah tidak ada
lagi. Semua warga dan tokoh masyarakat sudah sepakat. Nantinya, supaya para WTH
tidak bingun ketika sudah berhenti mau kerja apa. Dinsos memberikan pelatihan
ketrampilan menjahit, handycraft, membuat kue dan sebagainya,” harapnya. (Ham )