Surabaya – Rusaknya fasilitas
wastafel yang disediakan oleh, Pemerintah Kota ( Pemkot ) Surabaya di beberapa
titik kawasan publik di Kota Surabaya. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKP-CKTR) meminta kepada masyarakat,
agar turut menjaga fasilitas tersebut. publik yang. Terutama fasilitas wastafel
yang sudah di pasang di 794 titik di Kota Pahlawan.
Sementara ini, pemasangan
wastafel yang sudah mendekati angka seribu, bertujuan agar masyarakat dapat
secara masif melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 melalui gerakan cuci
tangan dan cuci muka. Namun, pemasangan fasilitas wastafel itu ternyata ada
yang merusak.
Pelaksana Tugas (Plt)
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata
Ruang Robben Rico menegaskan, wastafel yang telah dipasang tersebut adalah,
milik bersama dan untuk kepentingan bersama pula. Makanya, dalam hal ini,
masyarakat diminta untuk memanfaatkan dan menjaga alat ini sebaik
mungkin, bukan malah merusaknya.
“Jadi, ini ada yang
merusak. Ada tempat sabun yang rusak. Ada yang pecah, patah, karena memang yang
menggunakan orang banyak. Lalu untuk perbaikan sudah kita perbaiki lagi. Kami
minta warga bersama-sama menjaga dan mengawasinya,” papar Robben saat ditemui
di Pembuatan Bilik Sterilisasi, Belakang Gedung Balai Kota Surabaya, Rabu (1/4/2020).
Selain rusak, ada 14
lokasi yang salah satu item dari wastafel itu hilang. Salah satu contohnya yang
terdapat di pintu Gelora Tambak Sari, mulai dari tempat air, tisu dan tempat
sabun tidak ada di tempat.
Bahkan, 13 titik
lainnya yang ada di taman, puskesmas, pasar juga beberapa item hilang dan ada
pula yang rusak. “Paling banyak yang tidak ada di tempat adalah tempat sabun
dan wastafel. Ada juga yang krannya patah,” tandas Robben.
Robben berharap,
sehabis menggunakan alat ini, warga diharapkan ikut menjaga dan merasa saling
memiliki. Bukan hanya untuk warga Surabaya saja, tetapi untuk seluruh
masyarakat yang menggunakannya.
“Saya berharap ini
juga digunakan dengan baik, menjaga dan ikut merasa memiliki, itu yang paling
penting,” ungkapnya.
Menurutnya, bukan hanya
itu saja, melalui beberapa aplikasi yang sudah disiapkan pemkot, Robben
berharap masyarakat ikut memantau alat ini. Semisal jika ditemui tendon
persediaan air habis, sabun habis dapat melaporkan langsung ke Command Center
112. “Kami sangat berterima kasih bila ada laporan semacam itu, selain bersama-sama
menjaga, warga juga kami harap menyampaikan kondisi nyata di lapangan,” ungkap
dia.
Sementara itu, Kepala
Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Linmas Kota Surabaya, Eddy Christijanto
menambahkan ini adalah paradigma baru untuk masyarakat yang belum membiasakan
cuci tangan sesering mungkin. Oleh karena itu, kampanye pola hidup sehat
melalui gerakan cuci tangan harus terus dilakukan.
“Syukur-syukur kalau
masyarakat mau memasang wastafel di daerahnya masing-masing. Jadi karena
semakin banyak tempat, warga terus terdorong. Ini style (gaya) baru yang harus
kita lakukan bersama-sama,” kata Eddy. ( Ham )